Waspada! Juli-September Terjadi La Nina di Barito Selatan
“Peluang terjadi La Nina pada Juli hingga September diperkirakan masih rendah sekitar 57 persen,” kata Prakirawan Stasiun Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Bandara Sanggu Buntok, Sudarmono pada rapat Karhutla, di Buntok, Kamis.
La Nina adalah fenomena turunnya suhu permukaan air laut di Samudera Pasifik yang lebih rendah dari wilayah sekitarnya. La Nina mengakibatkan musim hujan di atas kawasan Indonesia dengan rata-rata intensitas curah hujan yang lebih tinggi dari tahun-tahun biasanya.
Menurut dia, pihaknya ada tiga prediksi, La Nina akan terjadi pada Juli, Agustus, dan September, kemudian untuk rata-ratanya diperkirakan terjadi pada bulan Oktober hingga Desember 2016.
“Jadi dalam dunia permodelan `forcasting` dari lembaga dunia ada beberapa prediksi, kalau BMKG mengambil beberapa permodelan tapi yang paling kuat terjadi La Nina pada bulan Juli, Agustus dan September,” jelasnya.
Ia menjelaskan, pada anomali ini, suhunya dingin dan suhu bergerak dari suhu tinggi ke suhu rendah sehingga masa yang membawa akan uap air ke wilayah Indonesia.
“Karena suhu laut di Indonesia hangat, maka akan membawa awan yang berpotensi hujan dan anomali suhu hangat berkisar 0,75 persen,” tambah dia.
Kemudian lanjut dia, angin akan bertiup dari tenggara melewati Samudra Indonesia melalui laut Arafura dan angin melalui timuran akan berpeluang membentuk awan konfektif atau awan hujan.
“Untuk indeks kekeringan diwilayah Barsel masih normal dan curah hujan diperkirakan 100 hingga 150 milimeter dan curah hujan tersebut masuk kategori normal dan lebih dari biasanya,” tambah dia.
Sedangkan pada bulan Oktober hingga Desember 2016, lanjut Sudarmono, curah hujan di Barsel diprediksi akan meningkat yakni antara 150 hingga 300 mm.
Editor: Zaenal Abidin
COPYRIGHT © ANTARA 2016
(http://www.antarakalteng.com/berita/255789/waspada-juli-september-terjadi-la-nina-di-barito-selatan?utm_source=related_news&utm_medium=related&utm_campaign=news)